Ngeuri-uri bab budaya jawi




Assalamualaikum wr.wb.
Para rencang kawula ing 9.6 ingkang kinurmatan.
Puji syukur dhumateng gusti ingkang murbeng dumadi. Amargi kula lan panjenengan sedaya ing dinten punika tansah pinaringan rahayu wilujeng. Saengga kula lan panjenengan sedaya saged makempal dhateng panggenan punika, kanthi mboten kirang satunggal punapa ugi tebih saking sambekala. Amin!
Perlu kaaturaken dhateng rencang - rencang bilih ing dinten punika kula badhe matur bab budaya jawi ingkang kedah dipunuri-uri, sebab kula lan panjenengan sedaya sami mangertos bilih budaya jawi sak punika sampun kalirwaaken. Ateges kados-kados budaya jawi sampun mboten wonten ginanipun. Sedaya punika sampun kawon kaliyan budaya asing, ingkang sakpunika sampun sumrambah ing nagari nuswantara. Pramila, mumpung dereng kadaluwarsa, sumangga kita sareng nguri-uri budaya jawi. Budaya jawi punika kathah jenisipun, umpaminipun ingkang  kasebut : reog, ludruk, ketoprak, wayang kulit lan sanes-sanesipun. Budaya jawi punika sampun ngantos ical amargi sakpunika bangsa asing ugi sami nggladhi budaya jawi, lha! Para mudha mangga, sami ambudi daya, sampun ngantos kawon kaliyan bangsa manca. Punapa malih budaya jawi dipunakeni bangsa sanes, wusananipun budaya jawi telas, lha, lak malah cotho! Kados pundi ?

Salah satunggalipun tuladha nguri-uri budaya jawi inggih punika ngawontenaken :
-          Lomba-lomba bab budaya jawi
-          Siaran tv ngagem basa jawi ingkang sae
-          Ngagem basa jawi ing padinan. Kados sak punika dinas pendidikan nyaranaken wonten satunggal dinten ngagem basa jawi ing sekolah lan
-          Ngawontenaken sanggar-sanggar ingkang nyinaani bab budaya jawi

Para rawuh ingkang dhahat kinurmatan,
Kados ingkang kula lan panjenengan raos, para mudha ngganggep bilih budaya jawi utaminipun basa jawi sampun kuna. Para mudha rumaos lingsem menawi nggangge basa jawi, malah menawi wonten tiyang ngagem basa jawi dipunwastani katrok, ketinggalan jaman lan ora gaul. Kedahipun kula lan panjenengan sedaya saged migunaaken basa jawi ingkang alus lan luwes, saksanesipun basa Indonesia lan basa asing. Dados, tiyang jawi mboten dipunwastani “wong jawa sing ora ngerti jawane”. Lha supados ngagem basa jawi ingkang sae, sumangga dipunbiasaaken milai alit, kaliyan dipunagem ing saben dintenipun. Basa jawi salintunipun sampun dipungladhi ing sekolah, kedahipun ing njawi sekolah ugi dipunlatih , kadosta maos kalawarti basa jawi, mirsani tv utawi mirengaken radio ingkang khusus nyiaraken bab budaya lan basa jawi.

Para rencang ingkang tuhu dados tepa palupi.
Wusananipun sumangga sami setya apuji bekti, lan ngeranti sih anugrahaning gusti, mugi punapa ingkang kita esti, gusti kersaa ngijabahi, amin! Menawi wonten kirang lan kalepatan anggen kula matur, kula nyuwun lumunturing sih samodra pangaksami, nuwun. 

Wassalamualaikum wr.wb.


#karangan asli

Terangkan Kelamku


Ku buka perlahan-lahan mata ini dari kelamnya mimpi. Satu demi satu ku pandangi sudut-sudut ruangan sempit ini, aku bersyukur akhirnya awal kebahagiaan datang menghampiri dan mengahapus semua kehidupan kelam dalam memori yang sebelumnya menyiksa batin ini. 

Pprrriiaarrr, prraankkk. “Pergi kamu dari sini, istri yang tidak tahu diuntung!”, “Kamu yang seharusnya pergi, sudah berbulan-bulan kamu tidak bekerja mau kamu kasih makan apa aku!”
Hal ini terulang kembali, pertengkaran orang tuaku yang setiap hari mengusik ketentraman batinku. Dengan rasa ketakutan yang mengahantui, aku pergi meninggalkan istanaku, istana yang penuh dengan amarah di dalamnya. Langkah ini menuntunku ke sekolah, entah mengapa aku lelah dengan kehidupanku sendiri.
Bel berbunyi, awal pelajaran dimulai. Inginku bersamangat untuk menuntut ilmu tetapi tak bisa. Detik-detik waktu berjalan mengiringi lamunan yang aku lakukan dari pelajaran awal hingga  waktu istirahat ini.
“Sindi, kamu kenapa? Ada malasah ?” seorang gadis yang sebaya denganku menghancurkan lamunanku.
“Enggak ada kok Jum.” balasku dengan tersenyum.
“Hm. beneran?" jawabnya
"Enggak juga sih." senyumku
"Bagaimana kalau kamu ikut aku kabur dari pelajaran Pak As, pelajaran matematika Sin?” ajak Jum.
“Enggak jum, aku takut.” tolakku.
“Sekali-kali tak apa Sindi.” bujuk Jum.
Setelah aku berfikir, ada benarnya kata-kata Jum dan akupun menyetujuinya. Dengan cepat aku dan Jum menuju ke belakang sekolah dan melompat pagar.
Ku menapakkan kaki ini dengan tawa yang mengiringi. Aku dan Jum sudah layaknya kawan lama. Padahal sekian lama aku bersekolah, seorang Jum tak pernah berbicara denganku. Ternyata dia meyenangkan walau sedikit menakutkan parasnya.
“Selamat datang di tempatku, kenalkan ini teman-teman aku, yang kecil bernama Citra, sedikit hitam namanya Ani.” kata Jum.
“Kenalkan namaku Sindi” balasku dengan senyuman.
“Pasti kamu suka ditempat ini, gak bakalan menyesal.” cetus Citra.
“Semoga” kataku.
Apa yang dibanggakan dari tempat seperti ini, bau rokok, banyak botol-botol bekas dan kotor. Keheranan yang kini membayangi.

Ternyata mereka baik, benar kata Citra disini menyenangkan. Tiba-tiba ada hal yang mengganjal dari perilaku mereka. Mereka mengeluarkan lima bungkus rokok dan minuman di botol hijau. Aku hanya diam dan tak memperdulikan.
“Kamu mau?” tawar Jum.
“Enggak, terimakasih”  jawabku.
“Takut sama mama?” Tanya Ani.
“Iya.” anggukku
“Gak apa-apa, sekali ajah” tawar Citra
“Enggak deh, kapan-kapan ajah ! dan aku pulang dulu ya.” jawabku
“Iya sudah, besok pagi kesini ya?” ajak Citra.
“Oke, enggak janji ya.” balasku sambil meninggalkan mereka.
Keesokan harinya, lagi-lagi mama dan papa bertengkar, entah apa yang mereka perdebatkan. Tanpa memperdulikan mereka aku pergi ketempat kemarin aku berkumpul bersama teman-teman.
“Hai Sindi,” sapa Jum.
“Sudah datang dulu ternyata.” jawabku.
“Enggak takut ketahuan mama kalau enggak sekolah Sin?” tanta Citra.
“Mama dan Papa tak pernah peduli aku.” jawabku.
“aku tahu perasaanmu, itu juga yang aku alami Sindi” kata Citra.
“sudah jangan pada sedih, gimana kalau minum ini dulu.” ajak Jum.
Akhirnya aku mau ikut-ikutan mereka dan tenyata ngerokok dan minum tak semenakutkan yang aku bayangkan dan itu juga menyenangkan.
Hal-hal yang aku lakukan setiap hari hanya berkumpul dengan mereka disini. Akhirnya aku temukan kebahagiaan tanpa beban bersama mereka. Sehari tak cukup untuk diriku menghisap tiga batang rokok dan seteguk air itu.
“Ini barang terdasyat yang pernah aku coba, nyaman banget rasanya kalau make ini.” tawar Jum.
“Apa ini? Haraganya?” tanyaku.
“Sementara ini kamu coba, kalau enak baru beli.” jelas Citra.
“Kamu juga make, Ni?” tanyaku
“Dari dulu Sin” jawab Ani.
Aku putuskan untuk mencoba, setelah beberapa saat perasaanku mulai tenang, tentram bagai di surga tak ada perasaan duka.
Sepertinya aku membutuhkan barang itu, agar aku tak merasakan tersiksanya batin ini. Setiap hari aku membelinya di Jum, sehari saja aku tak bersama barang itu ingin saja ku akhiri hidup ini. Ku berbaring di ranjang terindahku dan tiba-tiba Mama dan Papa bertengkar , tetapi ini berbeda baru kali ini mereka menyebut namaku dipertengkaran mereka. Dengan perasaan penasaran aku menghampiri mereka.
“Itu anak kamu, tanya saja sendiri !”  bentak Papa sambil menunjukku.
“Kamu sebulan tidak sekolah kemana saja?” tanya Mama kepadaku.
“Main, tumben mama nanyain kehidupanku ?” tanyaku dengan nada tak bersalah.
“Papa tadi dipanggil ke sekolah, katanya kamu enggak masuk sekolah satu bulan dan uang sekolah juga nunggak tiga bulan? Kamu kemanakan uang itu?”  bentak Mama.
“tak tahu.” jawabku sambil lari menuju kamar.
Kubuka pintu kamar dan kurebahkan tubuh ini diranjang dan tidur untuk menghilangkan rasa kegelisahan.
Pagi ini kuputuskan untuk berkumpul bersama Ani, Citra dan Jum seperti biasa. Namun ada sesuatu hal yang aneh, disana kutemukan Jum tergelatak tak berdaya dengan mulut berbusa. Citra, dia dibawa oleh ambulan dan Ani dikerumuni oleh anggota polisi. Tiba-tiba tanganku diborgol oleh sesorang yang berseragam seperti mereka,. Tuhan, ada apa ini? Mengapa diriku seperti buronan. Aku dibawa ke tempat rehabilitasi, diintrogasi dengan berjuta-juta pertanyaan. Aku juga melihat ada Mama dan Papa diluar ruangan menangisiku, dan akhirnya aku dibawa ke sebuah ruangan yang sempit dan kotor.
Sepi dan sunyi tak ada seorangpun yang menemani, aku teringat bahwa aku masih mempunyai barang itu yang aku selipkan di bandana yang aku kenakan. Aku buka barang itu dan perlahan-lahan aku memakainya.  Setelah beberapa lama kepalaku mulai pusing, aku tak tahu bagaimana rasa sakit ini untuk dijelaskan dan hitam kini yang ku lihat.
Saat aku membuka mata dari tidur panjang ini, aku baru tahu bahwa aku terlelap selama tiga hari dan akupun  tersadar bahwa apa yang aku lakukan itu salah, aku juga tak mau nasibku sama seperti Ani, Citra dan Jum. Disisi lain Mama dan Papa dengan akurnya menemaniku disini, aku tak mau meninggalkan mereka, aku sayang mereka.
“semangat ya sayang.” kata mama memelukku.

“Terimakasih Tuhan telah kau terangkan kehidupan kelamku dan kebahagiaan yang datang menyambutku, dan izinkanlah hambamu kuat untuk melanjutkan terapi ini hingga hambamu benar-benar sembuh.”batinku.

Mimpi + Kawan



Dari baca bukunya ajah imajinasi udah jalan dengan hebatnya di fikiranku, hal itu yang ngebuat aku pingin banget liat film nya, sayangnya baru tayang tanggal 12-12-2012 kemaren. yeah dengan semangat aku nonton bareng ibu dan adek. Kalian pasti pada tahu kan itu film apa? yap! film 5cm.

"SAYA BISA KARENA SAYA YAKIN SAYA BISA" kata motivasi yang biasanya diucapin sama temen-temen satygalav kalau lagi ngehadapin suatu rintangan, menurutku kata-kata tersebut sama hal nya dengan filosofi zafran di5cm. "Kalo kamu punya mimpi, taruh dia 5 cm di depan kening kamu, jadi nggak pernah lepas dari mata kamu."

film ini bener-bener kece, film yang ngebuat aku sadar akan arti mimpi dan persahabatan dalam hidup. Mimpi hebat yang bener-bener harus diraih dengan usaha dasyat tanpa harus melupakan kawan. Persahabatan yang patut dicontoh telah ada di film ini, dengan displin dan kerjasama , mereka  bisa menaklukan ketinggan sang mahameru dengan rintangan yang sangat enggak gampang. Film ini juga ngajarin kita supaya enggak jadi orang yang lemah, gak boleh pantang menyerah walaupun sesulit apapun masalah yang dihadapin, karena juga sang pencipta ngasih kita masalah itu sesuai kemampun kita *kata guru-guru ku :) .

Film ini juga ngebuat ibuku bernostalgia dan rindu pada ke empat sahabatnya. Kisah muda ibuku juga sama dengan mereka di 5cm. ibuku cewek sendri dan 4 kawannya cowok yang udah bolak-balik naik turun gunung dan selalu bersama, mulai dari gunung arjuna, bromo dan gunung lainnya yang ada di jawa timur. Hal ini yang ngebuat aku ingin naik gunung, tapi sma ibu masih belum dibolehin karena umurku masih belum cukup, maklum aku kan masih smp.

hmm !! udah ya kawan sekian coretan tentang 5cm ku :) .Dan terimakasih buat sahabatku terhebatku LINDA . Aku ingin persahabatan kita seperti persahabatan di5cm.
Copyright 2009 Larasati Maghtilda IX6. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy